Arsip mengenai Tugas kelompok 2 orang ini adalah Makalah Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam.
Selamat mempelajari.. Jo Lali Bismillah..
PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
DALAM STUDI ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Drs. Kastolani, M.Ag / Agus Hermawan, M.A.
Dosen Pengampu : Drs. Kastolani, M.Ag / Agus Hermawan, M.A.
Disusun Oleh :
Rizka Indah Anggraini (43010150035)
Nur Rohim (43010150037)
FAKULTAS DAKWAH – KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI – SALATIGA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Pendekatan Antropologis
Persoalan
utama manusia dalam posisi Islam mengindikasikan bahwa memahami agama Islam
sama dengan halnya memahami manusia. Karena persoalan-persoalan yang
ditimbulkan atau dialami manusia juga merupakan masalah / dalam pembahasan
agama. Pada dasarnya, pergaulan manusia adalah erat kaitannya dengan
agama.
Sigmund Freud
Sigmund Freud pernah mengungkapkan
pentingnya agama sebagai penyambung sisi
kejiwaan manusia, sebagai cermin keeksistensian manusia. Begitu pula dengan
Emile Durkheim yang menjelaskan fungsi agama sebagai penguat solidaritas sosial. Maka dapat
disimpulkan bahwa kajian agama adalah sebagai persoalan umum manusia.
Itu sebabnya sosok manusia kerap kali
menjadi peranan penting dalam memahami Islam, selain proses sejarah dan proses
kebudayaannya. Hal tersebut dikarenakan adanya kenyataan agama Islam yang terus
berjalan seiring dengan manusia memahami Islam dan ilmu kemanusiaan.
Al-Quran
juga memberi gambaran perihal realitas manusia. Seringkali Al-Quran menjelaskan
konsep-konsep manusia menurut Islam dalam hal kesolehan, taqwa, kesabaran, dll.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu” (Surat Ar-Rum,
30: 30)
Maka hal-hal atau contoh yang
ditunjukkan oleh pesan Al-Quran, konsep-konsep agama berwujud pada perilaku
manusia.
1.2. Rumusan masalah
- Bagaimanakah cara memahami manusia dengan cara pendekatan antripologi?
- Seperti apa pendekatan-pendekatan antropologi yang berlaku di masyarakat?
- Bagaimana corak pendekatan antropologi dalam kehidupan manusia?
1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui kesederhanaan dari pendekatan antropologi.
- Untuk mengetahui seperti manusia harus bersikap lebih terbuka dalam memahami manusia lainnya sebagai bentuk dari toleransi perbedaan.
- Untuk mengetahui cara mengkaji sisi-sisi manusia dengan cara yang mudah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Antropologi
Berasal dari kata antrophos yang memiliki arti manusia dan
logos yang berarti ilmu. Antropologi
dalam bahasa Inggris adalah “Antropology”
yang dapat dimaknakan sebagai ilmu sosial yang mempelajari asal-usul
manusia dan hubungan sosialnya
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) antropologi adalah suatu ilmu yang membahas keseluruhan manusia,
khususnya asal-usul, adat-istiadat dan kepercayaan dimasa lampau.
Koentjaraningrat memberi penjelasan
tentang artian antropologi, yaitu mempelajari umat manusia baik dalam
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang
dihasilkan.
Dari
pengertian Antropologi yang didapat melalui bahasa dan pakar antropologi,
penyusunan arti antropologi adalah ilmu tentang pemahaman manusia, dari segi
keanekaragaman fisik dan budaya, cara berperilaku dan nilai-nilai yang
diterapkan, sehingga akan dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia berbeda
dengan manusia lainnya.
B.
Pengertian
Pendekatan Antropologi
Makna dari istilah pendekatan atau
metodologi dalam dunia ilmu pengetahuan adalah sudut pandang, cara melihat,
atau cara memperlakukan sesuatu sebagai bahan kajian atau objek penelitian.
Pendekatan juga merupakan berbagai teknik dalam pengumpulan data mengenai apa
yang dikaji. Maka pengetian pendekatan tidak hanya diartikan sebagai sudut
pandang melihat suatu permasalahan, melainkan juga metode atau teknik penelitian.
Islam adalah agama langit yang
diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Meskipun hanya
diturunkan pada Nabi Muhammad, namun Islam juga diperuntukkan kepada umat
manusia. Penyampaian Islam agar pas dan sesuai sangatlah berpengaruh memberi
pemahaman kepada masyarakat untuk diterima, dipelajari ajarannya dan
dilaksanakan ilmunya. Islam hanya akan meninggalkan namanya saja jika cara
penyampaiannya tersebut tidak dapat diterima masyarakat dengan baik.
Agama menjadi erat kaitannya dengan
kehidupan dan pola pikir manusia karena manusia jugalah yang akan mengartikan
Islam. Maka pendekatan antropologi sangat penting untuk menjadi kajian dalam
studi islam.
C.
Objek Kajian
Dalam Pendekatan Antropologi
Objek kajian antropologi mencakupi
dua hal ditinjau dari pengertiannya:
1. Keanekaragaman bentuk fisik manusia.
2. Keanekaragaman budaya sebagai hasil dari cipta, rasa
dan karsa manusia.
Secara umum, objek kajian ini
terbagi menjadi dua bidang, yaitu:
1. Antropologi fisik
2. Mengkaji dan meneliti manusia sebagai organisme
biologis.
Peneliti menyibukkan diri dalam
menemukan titik terang asal-usul nenek moyang manusia yang terpusat pada studi
terhadap variasi umat manusia. Meskipun begitu, peneliti memiliki kerangka yang
diperlukan oleh pusat antropologi budaya. Karena tanpa manusia sebuah
kebudayaan tidak akan tercipta.
Sebuah budaya kerapkali dikaitkan
dengan agama, maka peneliti mempelajari agama dari segi fenomena budaya, bukan
lagi ajaran agama dari Allah SWT. Meskipun agama disangkutpautkan dengan
budaya, namun antrologi tidak membahas salah benarnya suatu agama (kepercayaan,
ritual, upacara sakral, dll). Karena wilayah kajian hanya sebatas fenomena
budaya yang muncul.
Ada 5 fenomena agama yang dapat
dikaji antropologi menurut Atho Mudzar:
2. Sikap, perilaku, dan penghayatan suatu
pemuka/pemimpin dan para penganutnya.
3. Upacara keagamaan, lembaga dan ibadat (seperti sholat,
zakat, puasa, haji, perkawinan, waris, dll.)
4. Alat-alat keagamaan, seperti masjid, gereja, peci,
lonceng, dsb.
5. Organisasi keagamaan dimana penganut agama berkumpul
dan memberikan perannya, seperti NU, Muhammadiyah, Gereja protestan dan
khatolik dan organisasi agama lainnya.
Kajian antropologi menjelaskan
kelima hal tersebut sebagai objek karena memiliki unsur budaya dan hasil
pikiran dari kreasi manusia.
D.
Pendekatan
Antropologi Dalam Studi Islam
Melihat wujud praktik keagamaan yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat adalah metode antropologi dalam memahami
agama. Pendekatan ini berupa menjelaskan dan memberi jawaban atas persoalan
yang nampak akrab dengan masalah yang dihadapi manusia. Dapat diartikan bahwa
tata cara antropologi dalam mengkaji suatu masalah dapat dijadikan disiplin
ilmu agama.
Dikatakan oleh Dawam Rahardjo,
adalah pengamatan langsung yang bersifat partisipatif saat menggunakan
antropologi. Turun ke lapangan dan membebaskan diri dari teori-teori abstrak
dan matematis seperti yang terjadi dalam teori sosiologi dan ekonomi.
Abuddin Nata mengungkapkan adanya
banyak keterkaitannya agama dengan beberapa hal yang menyangkut tentang
manusia. Diantaranya adalah :
1. Hubungan positif antara agama dengan ekonomi dan
politik. Masyarakat dengan golongan kurang mampu lebih tertarik pada gerakan
keagamaan yang menjanjikan perubahan tatanan kemasyarakatan. Sedangkan golongan
atas cenderung mempertahankan tatanan kaum mapan dalan hal ekonomi untuk
keuntungan pihaknya masing-masing.
2. Adanya hubungan etos kerja dan perkembangan ekonomi
suatu masyarakat.
3. Hubungan agama dengan sistem organisasi pada
masyarakat. Dalam buku berjudul The
Religion of Java, Clifford Geertz membagi klasifikasi sosial pada
masyarakat muslim di Jawa. Yaitu santri, priyayi, dan abangan.
4. Agama dan negara atau state and religion. Mayoritas penduduk di Indonesia memeluk agama
Islam, namun tetap menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal.
5. Hubungan antara agama dan psikoterapi[5]. Yaitu
menghubungkan agama dengan Eodipus
Complex[6] yang diungkapkan oleh Segmun Freud.
Sebagai ilmu yang mempelajari manusia, antropolgi
sangat penting untuk memahami agama. Menganalisa tentang manusia dan segala
perilakunya untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia. Dengan demikian,
Islam telah berproses dalam sejarah dan budaya yang tidak akan lengkap tanpa
memahami manusia, sebagai alat untuk memahami realitas kemanusiaan dan
praktik-praktiknya.
Pentingnya pendekatan antropologi dalam studi Islam,
ada empat ciri fundamental cara kerja pendekatan antropoogi, seperti yang
dikemukakan oleh Amin Abdullah. Adalah sebagai berikut :
1. Bercorak deskriptif dan bukan normatif
Kerja lapangan dan hidup bersama
suatu masyarakat atau kelompok di suatu tempat dengan cara live in atau menetap dalam janga waktu yang cukup panjang bahkan
sampai bertahun-tahun. Dilakukan secara terstruktur, serius, dan berkesinambungan dalam mengikuti geliat
ritme kehidupan pada wilayah itu untuk mendapatkan hasil yang detail, akurat,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contohnya adalah seperti yang
dilakukan oleh John R Bowen (seorang antropolog ternama) yang mengumpulkan
catatan lapangan tentang masyarakat muslim di Gayo, Sumatera Utara.
2. Pokok-pokok yang dilihat oleh pendekatan
Yaitu praktik konkrit dan nyata di
lapangan. Praktik pada suatu peristiwa-peristiwa penting manusia menjalani
kehidupannya. Seperti ritus-ritus dan amalan-amalan saat terjadinya peristiwa
kehidupan, misalnya kelahiran, perkawinan, kematian, pemakaman, dll.
3. Mencari hubungan dan keterkaitannya antar domain
kehidupan
Yaitu, hubungannya wilayah politik,
sosial, agama, budaya, dan ekono.mi. Keterkaitan tersebut tidak dapat
dipisah-pisah. Manusia selalu berada pada wilayah sosial dan agamanya atau
pokok lainnya. Karena setiap domain tidak dapat berdiri sendiri tanpa terhubung
pada domain lain.
4. Bersifat komparatif
Adanya perbandingan dari berbagai
tradisi, sosial, budaya, dan agama-agama. Cliffort Geertz mencotohkan bagaimana
ia membandingkan kehidupan Islam di Indonesia dan Maroko. Penelitian tersebut
dilakukan tidak hanya untuk mengetahui apa persamaan dan perbedaan pada kedua
budaya tersebut, namun juga untuk memperoleh lebih banyak perapektif dan bobot
hasil kajian.
E.
Objek Studi
Antropologi Terhadap Agama
Anthony
Jackson mengelompokkan objek studi antropologi terhadap agama
menjadi empat bagian, yaitu:
1. Pemikiran primitif suatu sistem seperti masalah totemisme
2.
Bagaimana
dan apa pemikiran dan perasaan dikomunikasikan pada mitos atau legenda.
3.
Topik teori
dan praktik dalam upacara keagamaan.
4.
Praktik
ritual sampingan.
Gambaran model keagamaan masyarakaat
sederhana menjadi objek pendekatan antropologis, adapula model atau aliran lain
dalam antropologi agama. Diantaranya :
1. Aliran Fungsional
Tokoh dalam aliran ini adalah
Brosnilaw Kacper Malinowsk (1884-1942),
keyakinannya adalah akal rasional yang dimiliki manusia primitif, walaupun
sepintas segi kebudayaannya terlihat tidak masuk akal. Tujuan penelitian yang
dilakukannya adalah uuntuk mencari titik pandang pemikiran masyarakat sederhana
dan hubungannya dengan kehidupan pernyataan pandangan mereka tentang dunia.
2. Aliran
Histories (sejarah)
E.E. Evans Prithchard (1902-1973) adalah tokoh aliran ini.
Ciri-cirinya dalam berantropologi adalah:
a. Berusaha mengerti dan memahami ciri khas suatu budaya
dan diterjemahkan dalam kata-kata istilah penemuan.
b.
Menemukan
struktur dasar masyarakat dan budayanya dengan analisis atau yang dinamakan
analisa struktural.
c. Membandingkan struktur tersebut dengan kebudayaan dan
masyarakat yang berbeda.
Menurut Prithchard pula manusia primitif memiliki pola
pemikiran yang rasional sama dengan manusia pada zaman modern, hanya saja
berbeda cara.
3.
Aliran
Struktural
Tokoh dalam pendekatan ini adalah
Claude Levi Strauss (1908-1975) yang
menjadi objeknya untuk dikaji adalah kehidupan masyarakat sederhana, bahasa dan
mitos. Karena baginya, itu akan menggambarkan keterkaitan alam dan budaya.
Hasil yang ia dapat, menemukan hukum-hukum pemikiran masyarakat. Oleh Strauss, alam diartikan sebagai segala sesuatu
yang diwarisi manusia ke manusia secara biologis (tidak dengan diajarkan atau
dipelajari). Sedangkan budaya adalah warisan secara tradisi berisikan adat
istiadat, keterampilan serta pengetahuan manusia terdahulunya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
(no display yet)
3.2 Saran
Makalah ini dibuat semata-mata
sebagai sarana pembelajaran mata kuliah Metodologi Studi Islam yang memang dibutuhkan sebagai pengetahuan
dasar seorang mahasiswa islam dalam mengamalkan ajaran islam, khususnya progdi
Komunikasi Penyiaran Islam. Selain itu, makalah ini diolah ulang setelah
mencari referensi dari berbagai sumber, sekaligus untuk menambah wawasan dalam
belajar menulis, sesuai
dengan kemampuan kami dalam memahami.
Sebagai
arsip jangka panjang makalah ini maka tim penyusun menggunakan media sharing
blog guna kepentingan bersama, semisal di lain waktu membutuhkan. Arsip makalah
ini dapat dapat dilihat melalui link berikut.
Saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan bila makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Eds. Revisi. (Jakarta, Rajawali Pres, 2012)
2.
Amin Abdullah, Urgensi Pendekatan Antropologi Untuk Studi Agama dan Studi Islam
3.
M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islan dalam Teori dan
Praktik (Yogyakarta, Pustaka Belajar, 1998)
4.
Abd. Shomad dalam M. Amin Abdullah,
dkk. Metodologi Penelitian Agama,
Pendekatan Multidislipiner (Yogyakarta,
Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006)
5. http://pascasarjanastainkds.blogspot.com/2013/10/pendekatan-antropologi-dalam-studi-islam_8948.html?m=1
6.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.co.id/2013/12/pendekatan-antropologi-pengertian-latar.html?m=1
Sumber gambar terkait:
Footnote terkait:
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
copyright 2016
[1]
Arkeologi : ilmu purbakala
tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan peninggalan yang ada.
Seperti patung, perkakas dapur, dsb.
[2]
Linguistik : ilmu tentang bahasa
[3]
Etnografi : deskripsi tentang kebudayaan suku-suku bangsa
[4]
Scripture : naskah, sumber, dan simbol agama.
[5]
Psikoterapi : cara pengobatan
yang tidak menggunakan obat-obatan, melainkan pengaruh kekuatan batin seorang
dokter dengan pasien melalui metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dll.
[6]
Eodipus complex : pengalaman infantil seorang anak yang tidak berdaya
terhadap kekuasan ayahnya
Makalah ini akan di presentasikan pada 5 april 2016
0 comments:
Post a Comment
OKEJOHN-AJA Komentar boleh.. Marah kalau bisa jangan.. ^_^ ^_^ ^_^ NO SPAM - NO IKLAN