728x90 AdSpace

ada apa di sini

oke jon aja

Saturday 2 April 2016

Tugas Makalah Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam - KPI 2016

Arsip mengenai Tugas kelompok 2 orang ini adalah Makalah Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam. 
Selamat mempelajari.. Jo Lali Bismillah..

PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
DALAM STUDI ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Drs. Kastolani, M.Ag / Agus Hermawan, M.A.


                                                                                                                              





Disusun Oleh :
Rizka Indah Anggraini        (43010150035)
Nur Rohim                            (43010150037)


FAKULTAS DAKWAH – KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI – SALATIGA

2016



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendekatan Antropologis
Persoalan utama manusia dalam posisi Islam mengindikasikan bahwa memahami agama Islam sama dengan halnya memahami manusia. Karena persoalan-persoalan yang ditimbulkan atau dialami manusia juga merupakan masalah / dalam pembahasan agama. Pada dasarnya, pergaulan manusia adalah erat kaitannya dengan agama.
Sigmund Freud

Sigmund Freud pernah mengungkapkan pentingnya agama sebagai penyambung sisi kejiwaan manusia, sebagai cermin keeksistensian manusia. Begitu pula dengan Emile Durkheim yang menjelaskan fungsi agama sebagai penguat solidaritas sosial. Maka dapat disimpulkan bahwa kajian agama adalah sebagai persoalan umum manusia.
Itu sebabnya sosok manusia kerap kali menjadi peranan penting dalam memahami Islam, selain proses sejarah dan proses kebudayaannya. Hal tersebut dikarenakan adanya kenyataan agama Islam yang terus berjalan seiring dengan manusia memahami Islam dan ilmu kemanusiaan.
Al-Quran juga memberi gambaran perihal realitas manusia. Seringkali Al-Quran menjelaskan konsep-konsep manusia menurut Islam dalam hal kesolehan, taqwa, kesabaran, dll.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu” (Surat Ar-Rum, 30: 30)
Maka hal-hal atau contoh yang ditunjukkan oleh pesan Al-Quran, konsep-konsep agama berwujud pada perilaku manusia.

                                                                                                                                
1.2. Rumusan masalah
  1. Bagaimanakah cara memahami manusia dengan cara pendekatan antripologi?
  2. Seperti apa pendekatan-pendekatan antropologi yang berlaku di masyarakat?
  3. Bagaimana corak pendekatan antropologi dalam kehidupan manusia?

1.3. Tujuan
  1. Untuk mengetahui kesederhanaan dari pendekatan antropologi.
  2. Untuk mengetahui seperti manusia harus bersikap lebih terbuka dalam memahami manusia lainnya sebagai bentuk dari toleransi perbedaan.
  3. Untuk mengetahui cara mengkaji sisi-sisi manusia dengan cara yang mudah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi
Berasal dari kata antrophos yang memiliki arti manusia dan logos yang berarti ilmu. Antropologi dalam bahasa Inggris adalah “Antropology” yang dapat dimaknakan sebagai ilmu sosial yang mempelajari asal-usul manusia dan hubungan sosialnya
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) antropologi adalah suatu ilmu yang membahas keseluruhan manusia, khususnya asal-usul, adat-istiadat dan kepercayaan dimasa lampau.
Koentjaraningrat memberi penjelasan tentang artian antropologi, yaitu mempelajari umat manusia baik dalam mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari pengertian Antropologi yang didapat melalui bahasa dan pakar antropologi, penyusunan arti antropologi adalah ilmu tentang pemahaman manusia, dari segi keanekaragaman fisik dan budaya, cara berperilaku dan nilai-nilai yang diterapkan, sehingga akan dapat disimpulkan bahwa kehidupan manusia berbeda dengan manusia lainnya.

B. Pengertian Pendekatan Antropologi
Makna dari istilah pendekatan atau metodologi dalam dunia ilmu pengetahuan adalah sudut pandang, cara melihat, atau cara memperlakukan sesuatu sebagai bahan kajian atau objek penelitian. Pendekatan juga merupakan berbagai teknik dalam pengumpulan data mengenai apa yang dikaji. Maka pengetian pendekatan tidak hanya diartikan sebagai sudut pandang melihat suatu permasalahan, melainkan juga metode  atau teknik penelitian.
Islam adalah agama langit yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Meskipun hanya diturunkan pada Nabi Muhammad, namun Islam juga diperuntukkan kepada umat manusia. Penyampaian Islam agar pas dan sesuai sangatlah berpengaruh memberi pemahaman kepada masyarakat untuk diterima, dipelajari ajarannya dan dilaksanakan ilmunya. Islam hanya akan meninggalkan namanya saja jika cara penyampaiannya tersebut tidak dapat diterima masyarakat dengan baik.
Agama menjadi erat kaitannya dengan kehidupan dan pola pikir manusia karena manusia jugalah yang akan mengartikan Islam. Maka pendekatan antropologi sangat penting untuk menjadi kajian dalam studi islam.

C. Objek Kajian Dalam Pendekatan Antropologi
Objek kajian antropologi mencakupi dua hal ditinjau dari pengertiannya:
1.      Keanekaragaman bentuk fisik manusia.
2.      Keanekaragaman budaya sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.
Secara umum, objek kajian ini terbagi menjadi dua bidang, yaitu:
1.      Antropologi fisik
2.      Mengkaji dan meneliti manusia sebagai organisme biologis.
3.      Antropologi budaya. Memiliki cabang kajian: arkeologi[1], linguistik[2], dan etnografi[3].
Peneliti menyibukkan diri dalam menemukan titik terang asal-usul nenek moyang manusia yang terpusat pada studi terhadap variasi umat manusia. Meskipun begitu, peneliti memiliki kerangka yang diperlukan oleh pusat antropologi budaya. Karena tanpa manusia sebuah kebudayaan tidak akan tercipta.
Sebuah budaya kerapkali dikaitkan dengan agama, maka peneliti mempelajari agama dari segi fenomena budaya, bukan lagi ajaran agama dari Allah SWT. Meskipun agama disangkutpautkan dengan budaya, namun antrologi tidak membahas salah benarnya suatu agama (kepercayaan, ritual, upacara sakral, dll). Karena wilayah kajian hanya sebatas fenomena budaya yang muncul.


Ada 5 fenomena agama yang dapat dikaji antropologi menurut Atho Mudzar:
1.      Scripture[4]
2.      Sikap, perilaku, dan penghayatan suatu pemuka/pemimpin  dan para penganutnya.
3.      Upacara keagamaan, lembaga dan ibadat (seperti sholat, zakat, puasa, haji, perkawinan, waris, dll.)
4.      Alat-alat keagamaan, seperti masjid, gereja, peci, lonceng, dsb.
5.      Organisasi keagamaan dimana penganut agama berkumpul dan memberikan perannya, seperti NU, Muhammadiyah, Gereja protestan dan khatolik dan organisasi agama lainnya.
Kajian antropologi menjelaskan kelima hal tersebut sebagai objek karena memiliki unsur budaya dan hasil pikiran dari kreasi manusia.

D. Pendekatan Antropologi Dalam Studi Islam
Melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat adalah metode antropologi dalam memahami agama. Pendekatan ini berupa menjelaskan dan memberi jawaban atas persoalan yang nampak akrab dengan masalah yang dihadapi manusia. Dapat diartikan bahwa tata cara antropologi dalam mengkaji suatu masalah dapat dijadikan disiplin ilmu agama.
Dikatakan oleh Dawam Rahardjo, adalah pengamatan langsung yang bersifat partisipatif saat menggunakan antropologi. Turun ke lapangan dan membebaskan diri dari teori-teori abstrak dan matematis seperti yang terjadi dalam teori sosiologi dan ekonomi.
Abuddin Nata mengungkapkan adanya banyak keterkaitannya agama dengan beberapa hal yang menyangkut tentang manusia. Diantaranya adalah :
1.      Hubungan positif antara agama dengan ekonomi dan politik. Masyarakat dengan golongan kurang mampu lebih tertarik pada gerakan keagamaan yang menjanjikan perubahan tatanan kemasyarakatan. Sedangkan golongan atas cenderung mempertahankan tatanan kaum mapan dalan hal ekonomi untuk keuntungan pihaknya masing-masing.
2.      Adanya hubungan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat.
3.      Hubungan agama dengan sistem organisasi pada masyarakat. Dalam buku berjudul The Religion of Java, Clifford Geertz membagi klasifikasi sosial pada masyarakat muslim di Jawa. Yaitu santri, priyayi, dan abangan.
4.      Agama dan negara atau state and religion. Mayoritas penduduk di Indonesia memeluk agama Islam, namun tetap menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal.
5.      Hubungan antara agama dan psikoterapi[5]. Yaitu menghubungkan agama dengan Eodipus Complex[6]  yang diungkapkan oleh Segmun Freud.
Sebagai ilmu yang mempelajari manusia, antropolgi sangat penting untuk memahami agama. Menganalisa tentang manusia dan segala perilakunya untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia. Dengan demikian, Islam telah berproses dalam sejarah dan budaya yang tidak akan lengkap tanpa memahami manusia, sebagai alat untuk memahami realitas kemanusiaan dan praktik-praktiknya.
Pentingnya pendekatan antropologi dalam studi Islam, ada empat ciri fundamental cara kerja pendekatan antropoogi, seperti yang dikemukakan oleh Amin Abdullah. Adalah sebagai berikut :
1.      Bercorak deskriptif dan bukan normatif
Kerja lapangan dan hidup bersama suatu masyarakat atau kelompok di suatu tempat dengan cara live in atau menetap dalam janga waktu yang cukup panjang bahkan sampai bertahun-tahun. Dilakukan secara terstruktur, serius,  dan berkesinambungan dalam mengikuti geliat ritme kehidupan pada wilayah itu untuk mendapatkan hasil yang detail, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contohnya adalah seperti yang dilakukan oleh John R Bowen (seorang antropolog ternama) yang mengumpulkan catatan lapangan tentang masyarakat muslim di Gayo, Sumatera Utara.
2.      Pokok-pokok yang dilihat oleh pendekatan
Yaitu praktik konkrit dan nyata di lapangan. Praktik pada suatu peristiwa-peristiwa penting manusia menjalani kehidupannya. Seperti ritus-ritus dan amalan-amalan saat terjadinya peristiwa kehidupan, misalnya kelahiran, perkawinan, kematian, pemakaman, dll.
3.      Mencari hubungan dan keterkaitannya antar domain kehidupan
Yaitu, hubungannya wilayah politik, sosial, agama, budaya, dan ekono.mi. Keterkaitan tersebut tidak dapat dipisah-pisah. Manusia selalu berada pada wilayah sosial dan agamanya atau pokok lainnya. Karena setiap domain tidak dapat berdiri sendiri tanpa terhubung pada domain lain.
4.      Bersifat komparatif
Adanya perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya, dan agama-agama. Cliffort Geertz mencotohkan bagaimana ia membandingkan kehidupan Islam di Indonesia dan Maroko. Penelitian tersebut dilakukan tidak hanya untuk mengetahui apa persamaan dan perbedaan pada kedua budaya tersebut, namun juga untuk memperoleh lebih banyak perapektif dan bobot hasil kajian.

E. Objek Studi Antropologi Terhadap Agama
Anthony Jackson mengelompokkan objek studi antropologi terhadap agama menjadi empat bagian, yaitu:
1.      Pemikiran primitif suatu sistem seperti masalah totemisme
2.      Bagaimana dan apa pemikiran dan perasaan dikomunikasikan pada mitos atau legenda.
3.      Topik teori dan praktik dalam upacara keagamaan.
4.      Praktik ritual sampingan.

Gambaran model keagamaan masyarakaat sederhana menjadi objek pendekatan antropologis, adapula model atau aliran lain dalam antropologi agama. Diantaranya :
1.      Aliran Fungsional
Tokoh dalam aliran ini adalah Brosnilaw Kacper Malinowsk (1884-1942), keyakinannya adalah akal rasional yang dimiliki manusia primitif, walaupun sepintas segi kebudayaannya terlihat tidak masuk akal. Tujuan penelitian yang dilakukannya adalah uuntuk mencari titik pandang pemikiran masyarakat sederhana dan hubungannya dengan kehidupan pernyataan pandangan mereka tentang dunia.
2.       Aliran Histories (sejarah)
E.E. Evans Prithchard (1902-1973) adalah tokoh aliran ini. Ciri-cirinya dalam berantropologi adalah:
a.       Berusaha mengerti dan memahami ciri khas suatu budaya dan diterjemahkan dalam kata-kata istilah penemuan.
b.      Menemukan struktur dasar masyarakat dan budayanya dengan analisis atau yang dinamakan analisa struktural.
c.       Membandingkan struktur tersebut dengan kebudayaan dan masyarakat yang berbeda.
Menurut Prithchard pula manusia primitif memiliki pola pemikiran yang rasional sama dengan manusia pada zaman modern, hanya saja berbeda cara.
3.      Aliran Struktural
Tokoh dalam pendekatan ini adalah Claude Levi Strauss (1908-1975) yang menjadi objeknya untuk dikaji adalah kehidupan masyarakat sederhana, bahasa dan mitos. Karena baginya, itu akan menggambarkan keterkaitan alam dan budaya. Hasil yang ia dapat, menemukan hukum-hukum pemikiran masyarakat. Oleh Strauss, alam diartikan sebagai segala sesuatu yang diwarisi manusia ke manusia secara biologis (tidak dengan diajarkan atau dipelajari). Sedangkan budaya adalah warisan secara tradisi berisikan adat istiadat, keterampilan serta pengetahuan manusia terdahulunya.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
(no display yet)

3.2 Saran
Makalah ini dibuat semata-mata sebagai sarana pembelajaran mata kuliah Metodologi Studi Islam  yang memang dibutuhkan sebagai pengetahuan dasar seorang mahasiswa islam dalam mengamalkan ajaran islam, khususnya progdi Komunikasi Penyiaran Islam. Selain itu, makalah ini diolah ulang setelah mencari referensi dari berbagai sumber, sekaligus untuk menambah wawasan dalam belajar menulis, sesuai dengan kemampuan kami dalam memahami.
Sebagai arsip jangka panjang makalah ini maka tim penyusun menggunakan media sharing blog guna kepentingan bersama, semisal di lain waktu membutuhkan. Arsip makalah ini dapat dapat dilihat melalui link berikut.


Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan bila makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA


1.      Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Eds. Revisi. (Jakarta, Rajawali Pres, 2012)
2.      Amin Abdullah, Urgensi Pendekatan Antropologi Untuk Studi Agama dan Studi Islam
3.      M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islan dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta, Pustaka Belajar, 1998)
4.      Abd. Shomad dalam M. Amin Abdullah, dkk. Metodologi Penelitian Agama, Pendekatan Multidislipiner  (Yogyakarta, Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006)
5. http://pascasarjanastainkds.blogspot.com/2013/10/pendekatan-antropologi-dalam-studi-islam_8948.html?m=1
6.      http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.co.id/2013/12/pendekatan-antropologi-pengertian-latar.html?m=1




Sumber gambar terkait:

Footnote terkait:


[1] Arkeologi  : ilmu purbakala tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan peninggalan yang ada. Seperti patung, perkakas dapur, dsb.
[2] Linguistik : ilmu tentang bahasa
[3] Etnografi : deskripsi tentang kebudayaan suku-suku bangsa

[4] Scripture : naskah, sumber, dan simbol agama.

[5] Psikoterapi  : cara pengobatan yang tidak menggunakan obat-obatan, melainkan pengaruh kekuatan batin seorang dokter dengan pasien melalui metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dll.
[6] Eodipus complex : pengalaman infantil seorang anak yang tidak berdaya terhadap kekuasan ayahnya


Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
copyright 2016

Makalah ini akan di presentasikan pada 5 april 2016
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

OKEJOHN-AJA Komentar boleh.. Marah kalau bisa jangan.. ^_^ ^_^ ^_^ NO SPAM - NO IKLAN

Item Reviewed: Tugas Makalah Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam - KPI 2016 Description: Tugas Makalah Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam Rating: 5 Reviewed By: Roy
Scroll to Top