728x90 AdSpace

ada apa di sini

oke jon aja

Tuesday 22 March 2016

Makalah Konsep Manusia Dalam Pandangan Psikologi - Psikologi Dakwah KPi 2016

KONSEP MANUSIA DALAM PANDANGAN
PSIKOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Dakwah
Dosen Pengampu : Dra. Sri Suparwi, M.A.



                                                                                                                              



Disusun Oleh :
Abdul Haris Susilo               (43010150036)
Nur Rohim                            (43010150037)


FAKULTAS DAKWAH – KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI – SALATIGA
2016



BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Konsep manusia dalam disiplin-disiplin ilmu pengetahuan modern adalah konsep sentral. Jika kita masuk dalam kajian-kajian psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, hukum, manajemen, sastra, filsafat ilmu pengetahuan dan teologi, maka konsep-konsep manusia selalu menjadi faktor utama karena memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu teori atau disiplin ilmu. Konsep manusia ini akan menentukan bagaimana penelitian terhadap manusia dilakukan dan bagaimana perlakuan terhadap manusia dilangsungkan.
Begitu juga jika kita menelaah psikologi, maka setiap aliran, teori dan sistem psikologi senantiasa berakar pada sebuah pendangan filsafat tentang manusia, apakah manusia itu. Seperti konsep-konsep manusia dalam pandangan aliran-aliran psikologi modern (psikoanalisis, humanistik dan behavioristik) yang setelah dilakukan analisis apakah benar mempunyai kekurangan masing-masing.
                                                                                                
1.2. Rumusan masalah
  1. Bagaimanakah pembagian psikologi manusia?
  2. Seperti apa macam pembagian psikologi manusia?
  3. Bagaimana penjabaran mengenai macam psikologi manusia tersebut?

1.3. Tujuan
  1. Untuk mengetahui bagaimana pembagian psikologi manusia
  2. Untuk mengetahui macam pembagian psikologi manusia
  3. Untuk mengetahui penjabaran mengenai macam psikologi tersebut

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembagian Psikologi Manusia
Bertolak dari pengertian psikologi sebagai ilmu yang menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak kepribadian manusia. Determinan tri-dimentional organo-biologi, psiko-edukasi dan sosiokultural ini dapat dikatakan dianut oleh semua ahli di dunia psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini untuk ruhani sama sekali tak masuk hitungan, karena dianggap termasuk dimensi kejiwaan dan merupakan penghayatan subjektif semata-mata.
Selain itu psikologi, apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat manusia yang mendasarinya bercorak anthroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah manusia dan kemanusiaan. Pandangan ini menyangkut derajat manusia ke tempat teramat tinggi, ia seakan-akan prima causa yang unik. Pemilik akal budi yang sangat hebat, serta memiliki pula kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai baginya.
   Sampai dengan penghujung abad 20 ini terdapat empat aliran besar psikologi :
·         Psikoanalisis (psychoanalysis)
·         Psikologi perilaku (behavior psychology)
·         Psikologi kognitif (cognition psychology)
·         Psikologi humanistik (humanistic psychology)
Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang berlainan dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.

2.2 Penjabaran Mengenai Psikologi Manusia
            Berbeda dengan penjabaran manusia menurut psikologi Islam yang umumnya membagi subtansi manusia atas jasad dan ruh, tanpa memasukkan nafs. Pada penjabaran mengenai psikologi manusia ini hanya akan menyinggung bagian yang memang telah dicetuskan oleh pengamat psikologi pada masa sebelumnya. Antara lain psikologi tersebut adalah sebagai berikut.

2.2.1        Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.  Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "psikologi analitis" (bahasa Inggris: analitycal psychology) dan "psikologi individual" (bahasa Inggris: individual psychology) bagi ajaran masing-masing.[1]
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
1.      suatu metoda penelitian dari pikiran.
2.       suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3.      suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. 





[foto Sigmund Freud]


Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
2.2.2.      Behaviorisme
Awal mula adanya Psikologi Behaviorisme yaitu pada abad ke-20 di Amerika. Dan gerakan ini secara formal diawalioleh seorang psikolog Amerika bernama John Broadus Watson (1878-1958) dengan makalahnya berjudul “Psychology as the Behaviorist Views It” dan dipublikasikan pada tahun 1913.[2]




 
 John Broadus Watson
Watson mengusulkan peralihan dari pemikiran radikal yang membahas perkembangan psikologi bedasarkan kesadaran dan proses mental. Watson mendukung perilaku tampak yang dapat diamati sebagai satu-satunya subjek pembahasan yang masuk akal bagi ilmu pengetahuan psikologi.Sistem Watson yang memfokuskan pada kemampuan adaptasi perilaku terhadap stimuli lingkungan, menawarkan ilmu psikologi yang positif dan objektif dan pada tahun 1930 behaviorisme menjadi sistem dominan dalam psikologi Amerika
Psikologi behaviorisme sebagai disiplin empiris yang mempelajari perilaku sebagai adaptasi terhadap stimuli lingkungan. Inti utama behaviorisme adalah bahwa organisme mempelajari adaptasi perilaku dan pembelajaran tersebut dikendalikan oleh prinsip-prinsip asosiasi. Pendekatan empiris berdasarkan pengkajian asosiasi dalam psikologi behavioristik yang secara umum mengikuti pendapat para filsuf inggris dan juga konsep locke tentang kepasifan mental yang bermakna bahwa isi pikiran bergantung pada lingkungan.
Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar. manusia belajar dari lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku. Oleh karena itu, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya.

2.2.3.     Kognitif
Psikologi kognitif merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental yang terjadi pada saat penyimpanan kembali dari ingatan (moryan, 1975). Sejarah dari psikologi kognitif berawal pada saat Plato (428-348SM) dan muridnya Aristotle (384-322SM) memperdebatkan mengenai cara manusia memahami pengetahuan maupun dunia serta alamnya. Plato berpendapat bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan cara menalar secara logis, aliran ini disebut sebagai rasionalis. Lain halnya dengan Aristotle yang menganut paham empiris dan mempercayai bahwa manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris.[3]
Ada beberapa lingkup psikologi kogntif  (area-area penelitian utama dalam psikologi kognitif) yaitu :
·          Neuro sains kognitif (Untuk melihat proses-proses mekanikal dan kimiawi)
·          Sensasi atau persepsi (Untuk mendeteksi dan menginterperetasi sementara)
·          Pengenalan pola (Untuk menginterpretasi pola)
·          Atensi (Sebuah proses dalam memilah-milah informasi dalam kognisi)
·          Kesadaran
·          Memori
·          Representasi pengetahuan
·          Pencitraan
·          Bahasa
·          Berfikir dan formasi konsep
·          Perkembangan kognitif
·          Kecerdasaan manusia dan kecerdasan buatan
Di psikologi kognitif terdapat pemrosesan manusia yag merupakan bagian dari perspektif kognitif dalam membahas cara manusia berfikir. Dimana pemrosesan manusia berasal dari informasi dapat diperoleh melalui panca indera yang kemudian diolah (input) serta disimpan dalam storage dan dipanggil kembali (output).
Proses pembentukan ingatan bermula ketika kita memperoleh informasi melalui panca indera (sensory register) yang kemudian diteruskan, diolah dan masuk kedalam short term memory, dalam short term memory terdapat proses rehearsal (pemanggilan kembali secara spontan) dan elaborative (secara bertahap tersusun atau detail dari objek yang mempunyai kesamaan dengan objek yang disimpan di dalam long term memory), setelah informasi atau objek di simpan di STM maka akan akan muncul rehearsal (bercampur dengan pengalaman atau kesamaan yang akan menghasilkan output) di LTM.
Otak komputasional (computational brain), untuk mempersepsikan informasi mengenai lingkungannya, memahami dunianya, dan memproses informasi. Otak adalah pusat dari seluruh proses tersebut, karena otak mengolah, dan memakai informasi yang diterima dari sitem syaraf perifer. Sistem tersebut tersusun dari saraf-saraf yang terletak di luar sumsung tulang belakang atau otak dan terlibat dalam sensasi dan persepsi.

2.2.4.     Humanistik
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga“ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisisala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu: (1) keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen; (2) manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya; (3) manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang lain; (4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihan-pilihanya; dan (5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang dipersepsinya.[4] Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian.
Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
   Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, gejala dan kegiatan jiwa. Diluar konsep psikologi manusia menurut islam dikatahui bahwa di penghujung abad 20 ini terdapat empat aliran besar psikologi :
·         Psikoanalisis (psychoanalysis)
·         Psikologi perilaku (behavior psychology)
·         Psikologi kognitif (cognition psychology)
·         Psikologi humanistik (humanistic psychology)

3.2 Saran
Makalah ini dibuat semata-mata sebagai sarana pembelajaran mata kuliah Psikologi Dakwah yang memang dibutuhkan sebagai pengetahuan dasar seorang mahasiswa islam dalam mengamalkan ajaran islam, khususnya progdi Komunikasi Penyiaran Islam. Selain itu, makalah ini diolah ulang setelah mencari referensi dari berbagai sumber, sekaligus untuk menambah wawasan dalam belajar menulis, sesuai dengan kemampuan kami dalam memahami.
Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan bila makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumardi. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lewin, Kurt. 1935. A Dynamic Theory of Personality. New York: Mcgraw-Hill Book Company.




Sumber referensi web:
[1] https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikoanalisis
[2] http://nurulkomala48.blogspot.co.id/2013/11/makalah-psikologi-behaviorisme.html
[3]https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikologi_kognitif&action=edit&section2
[4] https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/psikologi-humanistik/



Sumber gambar terkait:
http://ayuputri-pratiwi.blogspot.co.id/2011/10/berbagai-pendekatan-psikologi-tentang -perilaku-manusia.html

Sumber footnote terkait

[1] https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikoanalisis
[2] http://nurulkomala48.blogspot.co.id/2013/11/makalah-psikologi-behaviorisme.html
[3]https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikologi_kognitif&action=edit&section2
[4] https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/psikologi-humanistik/





Fakultas Dakwah - KPI 
IAIN Salatiga
copyright 2016

(no description)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

OKEJOHN-AJA Komentar boleh.. Marah kalau bisa jangan.. ^_^ ^_^ ^_^ NO SPAM - NO IKLAN

Item Reviewed: Makalah Konsep Manusia Dalam Pandangan Psikologi - Psikologi Dakwah KPi 2016 Description: Makalah Konsep Manusia Dalam Pandangan Psikologi - Psikologi Dakwah Rating: 5 Reviewed By: Roy
Scroll to Top